Nasihat Untuk Suami Istri
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬﺎَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺣَﻖَّ ﺗُﻘَﺎﺗِﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻤُﻮْﺗُﻦَّ ﺇِﻻَّ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻣُّﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺍﺗَّﻘُﻮْﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻘَﻜُﻢْ ﻣِّﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻭَﺍﺣِﺪَﺓٍ ﻭَﺧَﻠَﻖَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻭَﺑَﺚَّ ﻣِﻨْﻬُﻤَﺎ ﺭِﺟَﺎﻻً ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻭَﻧِﺴَﺂﺀً ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺗَﺴَﺂﺀَﻟُﻮْﻥَ ﺑِﻪِ ﻭَﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺭَﻗِﻴْﺒًﺎ. ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮﺍ ﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﻗُﻮْﻟُﻮْﺍ ﻗَﻮْﻻً ﺳَﺪِﻳْﺪًﺍ. ﻳُﺼْﻠِﺢْ ﻟَﻜُﻢْ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟَﻜُﻢْ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮْ ﻟَﻜُﻢْ ﺫُﻧُﻮْﺑَﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟَﻪُ ﻓَﻘَﺪْ ﻓَﺎﺯَ ﻓَﻮْﺯًﺍ ﻋَﻈِﻴْﻤًﺎ. ﺃَﻣَّﺎ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﻓَﺈِﻥَّ ﺃَﺻْﺪَﻕَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﻬَﺪﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻞَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮْﺭِ ﻣُﺤَﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّ ﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟﺔٍ ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼَﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ.
—
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Kita harus bersyukur kepada Allah ﷻ atas nikmat-Nya yang besar yakni nikmat Iman, Islam, ilmu yang bermanfaat, amal shalih dan sehat wal ‘afiat sehingga masih diberi kesempatan menghadiri majelis ilmu syar’i..
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah ﷺ, kepada para Shahabat radhiyallaahu ‘anhuma jamii’an, orang-orang yang datang setelah mereka, dan semua orang yang mengikuti jalan mereka yang lurus sehingga kelak bisa mendapatkan syafaat atas kehendak Allah ﷻ..
Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata Rasulullah ﷺ bersabda,
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (Hadits Riwayat Muslim no. 2699)
Ada sebuah ungkapan bahwa sebelum usia 10 tahun pernikahan itu, kita masih belum memahami karakter asli pasangan, maka masih sering terjadi kesalahpahaman, Walaupun yang sudah lebih dari 10 tahun juga tetap masih membutuhkan nasehat pernikahan. Dan nasehat terbaik adalah yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ تعالى berkata,
“Barangsiapa yang tidak bisa mengambil manfaat dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka dia tidak akan bisa mengambil manfaat dari selainnya..”
Berikut beberapa nasehat penting bagi suami dan istri :
- Hendaknya Menghiasi Rumah Tangga Dengan Ilmu Syar’i
Menjadikan kita dan keluarga cinta terhadap ilmu syar’i.
Yang dimaksud dengan ilmu syar’i adalah yang berasal dari firman Allah ﷻ dan sabda Rasulullah ﷺ..
Allah ﷻ berfirman :
قُلْنَا اهْبِطُوْا مِنْهَا جَمِيْعًا ۚ فَاِ مَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِّنِّيْ هُدًى فَمَنْ تَبِـعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
“Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! *Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.””* (Al-Quran Surat Al-Baqarah 2 : 38)
Allah ﷻ juga berfirman :
وَمَا كَا نَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۤ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗ وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًا
“Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Qur’an Surat Al-Ahzab 33 : 36)
Rasulullah ﷺ bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
*“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.”* (Hadits Riwayat Malik, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali رَحِمَهُ اللهُ تعالى di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah hlm. 12-13)
Manusia itu membutuhkan ilmu melebihi dari kebutuhannya terhadap makan minum..
Maka berusahalah memiliki perpustakaan pribadi di rumah yang berisi kitab-kitab atau buku-buku bacaan yang bermanfaat, sering pergi ke toko buku, atau sering menghadiri kajian/ majelis-majelis ilmu syar’i..
Dalam keluarga harus saling tolong-menolong dalam kebaikan.
Dan ketika sudah mengetahui ilmunya, maka berusahalah untuk mengamalkannya.
Karena sesungguhnya ilmu itu lezat.
Imam Ahmad رَحِمَهُ اللهُ تعالى berkata,
*”Ilmu itu tidak ada tandingannya bagi yang niatnya ikhlas karena Allah ﷻ.”*
2. Hendaknya Suami Dan Istri Berusaha Untuk Bertaqwa Kepada Allah ﷻ
Taqwa adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya..
Karena nasehat yang sering diwasiatkan oleh Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ adalah bertaqwa..
Allah ﷻ berfirman :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
*”Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.”* (Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran 3 : 102)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَا بْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.” (Al-Qur’an Surat Al-Ma’idah 5 : 35)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
*”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.”* (Al-Qur’an Surat At-Taubah 9 : 119)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَا خْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَا لِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَا زٍ عَنْ وَّا لِدِهٖ شَيْــئًا ۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِا للّٰهِ الْغَرُوْرُ
“Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Rabb-mu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah.”(Al-Qur’an Surat Luqman 31 : 33)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
*”Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar,”* (Al-Qur’an Surat Al-Ahzab 33 : 70)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَاٰ مِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ وَيَجْعَلْ لَّـكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan serta Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang,” (Al-Qur’an Surat Al-Hadid 57 : 28)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
*”Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”* (Al-Qur’an Surat Al-Hasyr 59 : 18)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّا حِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَا لًا كَثِيْرًا وَّنِسَآءً ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهٖ وَا لْاَ رْحَا مَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
*”Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.”* (Al-Qur’an Surat An-Nisa’ 4 : 1)
Allah ﷻ juga berfirman :
يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۚ اِنَّ زَلْزَلَةَ السَّا عَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ
*”Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Rabb-mu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar.”* (Al-Qur’an Surat Al-Hajj 22 : 1)
Allah ﷻ juga berfirman :
وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ
*”Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabb-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa,”* (Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran 3 : 133)
Dari Abu Dzar Al-Ghifari رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
*”Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.‘”* (Hadits Riwayat Ahmad no. 21354 dan Tirmidzi no. 1987)
Tetapi jangan sampai kita bertaqwa kepada Allah ﷻ karena manusia atau pasangan, sehingga mudah hilang ketaqwaannya dengan alasan pasangan..
Contoh 1 : Asiyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْه yang tetap bertaqwa meskipun bersuamikan Fir’aun manusia jahat..
Contoh 2 : Nabi Nuh ‘alayhissalaam dan Nabi Luth ‘alayhissalaam yang tetap bertaqwa walau istri dan anaknya tidak..
Maka harus memperbanyak kesabaran dalam menghadapi pasangan..
Abu Bakar bercerita,
وَكَانَتْ لَهُ زَوْجَةٌ سَيِّئَةُ الْعِشْرَةِ ، وَكَانَتْ تُقَصِّرُ فِي حُقُوقِهِ ، وَتُؤْذِيهِ بِلِسَانِهَا فَيُقَالُ لَهُ فِي أَمْرِهَا فَيَسْدُلُ بِالصَّبْرِ عَلَيْهَا
*“Istri Syaikh Abu Muhammad Al-Qairawani diketahui berperangai buruk, tidak menjalankan kewajibannya sebagai istri, dan selalu menyakiti suaminya dengan lidahnya. Orang-orang banyak yang heran dan mencela sikap sabar dari Syaikh Abu Muhammad terhadap sang istri.”*
*Syaikh Abu Muhammad berkata,*
أَنَا رَجُلٌ قَدْ أَكْمَلَ اللَّهُ عَلَيَّ النِّعْمَةَ فِي صِحَّةِ بَدَنِي وَمَعْرِفَتِي ، وَمَا مَلَكَتْ يَمِينِي ، فَلَعَلَّهَا بُعِثَتْ عُقُوبَةً عَلَى دِينِي ، فَأَخَاف إذَا فَارَقْتُهَا أَنْ تَنْزِلَ بِي عُقُوبَةٌ هِيَ أَشَدُّ مِنْهَا .
*“Aku adalah orang yang telah diberikan oleh Allah berbagai macam nikmat berupa kesehatan badan, ilmu, dan dikaruniakan kepadaku budak-budak. Mungkin sikap jelek istriku adalah hukuman Allah atas kekurangan agamaku. Aku hanya takut jika ia kuceraikan akan turun ujian kepadaku lebih berat dari itu.”* (Ahkam Al-Qur’an 1 : 487)
Ajak pasangan kita untuk bertaqwa, sering mendoakannya dan sabar terhadapnya..
Allah ﷻ berfirman :
ۙ وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا
*”..barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,”* (Al-Qur’an Surat Ath-Thalaq 65 : 2)
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بَا لِغُ اَمْرِهٖ ۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
*”dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”* (Al-Qur’an Surat Ath-Thalaq 65 : 3)
3. Hendaknya Tidak Saling Membenci Pasangan Karena Kekurangannya
Dari Abu Hurairah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ
*“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.”* (Hadits Riwayat Muslim no. 1469)
Harus menyadari bahwa pasangan kita tidak sempurna selayaknya kita, maka berusahalah untuk menerima dan bersabar..
Keluarga yang bahagia itu bukan yang sempurna, tetapi yang saling menerima dan menutupi aib pasangannya..
Perbanyak syukur atas kelebihannya, dan salah satu yang terbesar adalah ‘dia orang yang mau menikah dengan kita, di saat yang lain belum tentu mau.’
Terkadang kita harus bersikap taghaful (pura-pura tidak tahu) akan kesalahan pasangan agar tetap harmonis..
Dan harus saling toleransi..
Rasulullah ﷺ bersabda,
*“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, ia tidak bisa lurus untukmu di atas satu jalan. Bila engkau ingin bernikmat-nikmat dengannya maka engkau bisa bernikmat-nikmat dengannya namun padanya ada kebengkokan. Jika engkau memaksa untuk meluruskannya, engkau akan memecahkannya. Dan pecahnya adalah talaknya.”* (Hadits Riwayat Muslim)
4. Hendaknya Saling Membahagiakan Pasangan
Rasulullah ﷺ bersabda,
أفضل الأعمال أن تدخل على أخيك المؤمن سرورا
*“Sebaik-baik amal shalih adalah engkau memasukkan kegembiraan/kebahagiaan kepada saudaramu yang beriman.”* (Hadits Riwayat Ibnu Abi Dunya, Jami’ush Shaghir no. 1096)
Terutama terhadap pasangan, orang yang menghabiskan waktunya untuk mencintai dan berkhidmat kepada kita..
Dan kebahagiaan itu letaknya di hati..
Rasulullah ﷺ bersabda,
*“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.”* (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Maka pelajari apa-apa yang disukai dan tidak disukai oleh pasangan..
5. Hendaknya Tidak Membiarkan Hari Berlalu Dengan Hambar Tanpa Cinta Dan Kemesraan
Allah ﷻ berfirman :
وَمِنْ اٰيٰتِهٖۤ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَا جًا لِّتَسْكُنُوْۤا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
*”Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”* (Al-Qur’an Surat Ar-Rum 30 : 21)
Imam Ibnul Qayyim رَحِمَهُ اللهُ تعالى berkata,
*”Cinta memang sulit dideskripsikan tetapi setidaknya bisa muncul karena 2 hal : 1. Keindahan/kecantikan/enak dilihat/didengar/dirasakan, 2. Jasanya/kebaikannya.”*
Maka senantiasalah berpenampilan indah di depan pasangan..
Ibnu ‘Abbas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
berkata,
*“Sesungguhnya aku senang berhias untuk istriku sebagaimana aku senang dia berhias untukku.”*
Dan jadilah orang yang paling berjasa/bermanfaat bagi pasangan semaksimal mungkin..
Rasulullah ﷺ bersabda,
*“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia.”* (Hadits Riwayat Ahmad)
6. Hendaknya Tidak Saling Menceritakan Percekcokan/Perselisihan di Masalalu
Jangan pernah mengungkit kesedihan yang sudah pernah terjadi..
Jangan membuka luka lama, maafkan, lupakan dan fokus tatap masa depan..
7. Hendaknya Tidak Saling Berhadapan Kecuali Dalam Keadaan Tersenyum
Rasulullah ﷺ bersabda,
*“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama Muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.”* (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Apalagi senyum kepada pasangan sendiri, tentu pahalanya lebih besar..
Maka kendalikan hati dan emosi agar tetap bisa tersenyum..
8. Mengamalkan Hadits Rasulullah ﷺ berikut,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا
*“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami.”* (Hadits Riwayat Muslim)
Berusaha untuk menginginkan kebaikan pasangan, sabar dalam menasehati, mendoakan, tidak mudah marah, menghormati dan memuliakan, tidak boleh merendahkan pasangan..
Semarah-marahnya kita terhadap pasangan, berusaha tetap sabar, jangan mudah minta pisah..
9. Hendaknya Tidak Marah Dalam Waktu Bersamaan
Jika yang satu sedang marah, maka yang satu diam!
Tidak perlu membantah atau melawan, cukup minta maaf..
Karena itu tidak akan menurunkan harga diri kita..
Percuma menunjukkan harga diri kepada orang yang sedang marah, karena dia sedang tertutup hati dan akalnya..
Kita perlu menyadari bahwa jika sudah tidak marah, nanti pasangan kita akan menggemaskan kembali..
10. Hendaknya Tidak Membiarkan Kebisuan Dalam Rumah Tangga
Maksudnya adalah ketidaklancaran dalam komunikasi.
Kepada pasangan itu, komunikasi harus cair tidak boleh kaku..
Saling mendengarkan cerita pasangan.
Saling mendiskusikan hal apapun agar hati tenang.
Utarakan keinginan kita terhadap pasangan, tetapi harus bersabar jika pasangan membutuhkan waktu untuk merubah kebiasaan buruknya.
Saling terbuka dalam mencari solusi dan jalan keluar setiap permasalahan.
—
Semoga kita bisa memperbaiki diri dan saling toleransi terhadap pasangan agar menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah..
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب
(Wallaahu a’lam bishshawaab)
Ahad, 25 Februari 2024 Masehi (15 Sya’ban 1445 Hijriah)




